Pages

Saturday 8 June 2013

Resensi Film : The Hangover 3


"Petualangan terakhir Wolfpack yang tak sebagus trilernya"

RESENSI 
Akhirnya bisa buat resensi lagi, kali ini saya akan mereview tentang film The Hangover 3. Setelah ditahan di Bangkok, Leslie Chow (Ken Jeong) kabur dari penjara dengan maximum security. Sementara itu di tempat lain, Alan Garner (Zach Galifianakis) membeli seekor jerapah yang sayangnya terpenggal kepalanya setelah menabrak jembatan dan mengakibatkan tabrakan beruntun di jalan tol. Ayah Alan, yang murka karena tidak mau bertanggung jawab atas kesalahannya, meninggal dunia akibat serangan jantung. Setelah pemakaman ayahnya, teman-teman Alan, Phil Wenneck (Bradley Cooper), Doug Billings (Justin Bartha), dan Stu Price (Ed Helms) mengetahui Alan meninggalkan terapi pengobatannya dan bertindak liar. Mereka berusaha meyakinkan Alan untuk kembali ke rehabilitasi dan Alan sepakat direhabilitasi di Arizona, hanya jika geng "Wolfpack" pergi bersamanya.
Dalam perjalanannya, mereka diikuti oleh sebuah van yang kemudian menabrak mereka. Setelah itu beberapa orang keluar dan menyekap mereka. Bos dari gerombolan tersebut tak lain adalah, Marshall (John Goodman) dan "Black Doug" (Mike Epps), kepala keamanannya. Yang akan kita tahu di film Hangover 1.Ia memberitahu mereka bahwa Chow mencuri $21 juta dalam bentuk emas darinya (Marshall mencuri emas senilai $42 juta dari seorang syekh dari Abu Dhabi dan memasukannya ke dua truk, salah satunya dibajak Chow). Karena Alan satu-satunya orang yang masih berkomunikasi dengan Chow, Marchall menyekap Doug sebagai jaminan sementara 3 yang lain berusaha menangkap Chow dan mengembalikan emasnya.

Alan mendapatkan pesan singkat dari Chow dan mereka bertemu di Tijuana, Meksiko. Stu dan Phil berusaha membius Chow, tetapi ketahuan dan mereka mengaku bekerja untuk Marshall. Chow setuju mengambil emasnya dari ruang bawah tanah sebuah vila Meksiko katanya milik dia dulu. Stu, Alan, dan Phil pergi dengan Chow dan berhasil mengambil emas tersebut, namun Chow mengkhianati mereka, mereka dikurung di ruang bawah tanah sementara Chow melarikan diri. Lalu polisi datang namun setelah ditanya-tanya mereka dilepaskan dan dibawa ke Marshall. Setelah bertemu Marshall, mereka tahu ternyata Chow berbohong. Vila tersebut tidak pernah dimilikinya dan emas tadi adalah separuh yang belum dirampoknya dari Marshall.
Mereka melacak ponsel Phil yang tertinggal di minivan dan menemukannya di sebuah toko gadai di Las Vegas. Melalui serangkaian informan akhirnya mereka menemukan Chow di Caesar Palace, Las Vegas.

Akhirnya setelah pergumulan panjang dengan berbagai rencana, Stu menangkap Chow dan menaruhnya di bagasi limusin yang diberikan Marshall. Mereka mengambil emasnya dan bertemu Marshall. Marshall menembaki bagasi limusin sambil mengira Chow sudah tewas dan membebaskan Doug. Ternyata, Alan sudah duluan membebaskan Chow, lalu Chow keluar dari limusin dan menembak Marshall dan anak buahnya. Ia membiarkan yang lainnya hidup karena Alan menyelamatkannya. Ia menawarkan mereka sebatang emas, namun ditolak dan mereka pulang. Sebelum pulang, Alan berkata bahwa ia tidak mau lagi berteman dengan Chow karena membawa pengaruh buruk. Ketika berhenti di toko gadai untuk melanjutkan perjalanan dengan minivan Phil, Alan berkencan dengan Cassie. Keduanya menikah 6 bulan kemudian. Sebagai bentuk tanggung jawab atas segala tindakannya, Alan keluar dari geng Wolfpack.

REVIEW
Kecewa.. Itulah satu kata yang dapat saya ucapkan untuk film yang satu ini. Cerita sih lumayan bagus dengan efek-efek stuntman yang terjun dari atas gedung dan tabrakan yang seperti Final Destination. Akan tetapi entah mengapa Tood Philips (Sang Sutradara) melupakan sesuatu yang sangat penting dalam Hangover, MABUK !!! Itulah yang tak dimasukkan dalam film ini. Bila kita flashback ke film 1, film yang membuat aku awalnya menyukai Hangover, lalu Hangover 2, semuanya mempunyai masalah pasti dimulai dari mabuk lalu hilang ingatan dan kemudia ternyata sebelum hilang ingatan mereka melakukan hal buruk lalu masalah demi masalah terjadi. Di Hangover 3 ini bahkan hal tersebut tidak ada kecuali di adegan terakhir.
Film ini menurutku terlalu menekankan drama, aksi dan twit demi twist dibanding kelakuan konyol dan humor.
Sinematografi film ini bagus, pengambilan anglenya diatas rata-rata film Indonesia(Pastilah..Hollywood). Lalu ceritanya, bila masuk film Komedi akan aku beri nilai 5 namun bila masuk action dan drama aku beri nilai 7.5. Karena memang film ketiga ini PALING GARING dibanding Hangover 1 maupun 2.
Di film ketiga ini juga saya merindukan sosok Mike Tyson yang tiba-tiba tidak ada, padahal sebelumnya sang sutradara berencana memasukkan sang petinju kedalam filmnya.
Akting kalau dibilang sangat bagus. Disamping ceritanya yang garing ini. 3 orang Wolfpack dan si leslie Chow  kecuali 'si white Doug' yang berperan besar di keseluruhan film ini karena 'si white Doug' hanya ditangkap lalu muncul sesekali di akhir dan kemudian habis tanpa peran berarti.
Overall, bila ingin tahu akhir dari Trilogi Hangover bisa nonton film ketiga ini. Namun jangan harap selucu Hangover 1 yang masih dalam hati saya paling kocak dan lucu lalu Hangover 2 selanjutnya.

Penilaian:
5/10


disandur juga dari : id.wikipedia.com

Sunday 15 July 2012

Resensi Film : The Devil Wears Prada



RESENSI
Andrea Sachs(Anne Hathaway) biasa dipanggil Andy adalah seorang fresh graduate dari Northwesten University dan ia bercita-cita menjadi seorang jurnalis. Namun ia sudah melamar kesana-kemari tetapi belum mendapatkan pekerjaan. Setelah sekian lama akhirnya ia mendapat panggilan kerja di sebuah majalah fashion RUNWAY, RUNWAY dibawah manajemen Ellias-Carlke publication. Di sana ia bekerja sebagai asisten kedua(second assistant),Miranda Priestly(Merlyn Streep). Miranda adalah seorang Senior Editor yang sudah dianggap Legend di perusahaan tersebut.
Pada saat awal ia bekerja, ia sangat stres. Ia melakukan hal yang diluar batas seorang asisten seharusnya. Asisten yang biasanya 'cuma' harus mengankat telepon, mengatur jadwal bos dan mengetik sesuatu kini ia harus berlari-lari. Entah mengantarkan anak Miranda kesekolah, membelikan kopi, mengambil potongan sampel baju, Membawa mobilnya ke bengkel dan semacamnya. Ia juga dilarang untuk ke kamar mandi. Makan siang juga cuma 15 menit. Sangat ketat sekali peraturan di situ sampai ia hanya bisa istirahat hari sabtu-minggu.
Andy juga di pandang sinis oleh Asistem Utama,first asisstant, Emily Charlton karena gaya berpakaiannya yang tak fashionable, bajunya murahan dan tak punya rasa fashion.
Sampai suatu ketika ia dihadapkan pada situasi buruk. Ia dituntut Miranda untuk mengantarkan Miranda ke New York untuk melihat konser kedua putrinya dengan cara apapun dikarenakan pesawatnya gagal berangkat sebab cuaca buruk. Andy berusaha dengan segala cara untuk mendapatkan pesawat untuk Miranda pulang tetapi tak ada satupun perjalanan pesawat dikaremnakan tornado hebat. Konyolnya Miranda mengatakan bahwa cuacanya cuma rintik-rintik..
Karena ia tak bisa melaksanakan tugasnya, ia di caci habis-habisan oleh Miranda keesokan harinya meskipun dengan nada slow dan tidak membentak tetapi sangat menghujam sekali kata-katanya sampai membuat Andy menangis. Saat itulah ia sadar, ada sesuatu yang ia tak punya sehingga bosnya selalu menyalahkannya atas semua tindakannya. Rasa Fashion. Ia secara tidak langsung dipandang sebelah mata oleh Miranda karena ia selalu berpakaian 'ndeso' dan tidak sylish sama sekali. Lalu iapun ditolong oleh seorang Nigel(Stanley Tucci). Ia memberikan baju-baju sample model untuk Andy. Ia pun memakainya dalam bekerja. Setelah itu segala pekerjaan yang dibuatnya membuat Miranda sedikit terkesan. Ia mulai tidak sering memarahi Andy.
Suatu hari ia membuat kesalahan besar dalam pekerjaan. Saat ia ditugaskan mengembalikan buku dan jas Miranda tanpa terlihat, ia gagal. Miranda yang marah dan tak mau melihat Andy lagi memberikan Andy pekerjaan yang mustahil bagi dia. Membawakannya manuscript novel Harry Potter yang belum terbit dalam waktu 3 jam. Dalam kedepresiannya ia tertolong oleh sosok Christian Thompson(Simon Baker). Ia mempunyai script Harry Potter selanjutnya yang belum terbit dan segera andy membuat copy dari manuscript tersebut.
Setelah tugas itu, berturut-turut Andy bekerja dengan baik. Tugas-tugas yang diberikannya pun dikerjakannya dengan sempurna. Kini pekerjaan yang biasa dilakukan Andy(Menyimpan tas, mengambilkan barang ini itu dan membeli kopi dilakukan oleh Emily). Puncaknya Miranda, mengajak Andy untuk ikut fashion show Summer Fall di Paris yang awalnya ditujukan pada Emily namun kini beralih ke Andy. Saat Andy ingin memberitahu Emily tentang hal itu. Emily mendapat musibah. Ia tertabrak mobil dan kini di rumah sakit.
Andy sekarang berubah, ia lebih sering bergaul dengan jurnalis, para designer dan para model terkenal. Nate(Adrian Grenier) yang juga pacar Andy memutuskan untuk putus sebelum Andy berangkat ke paris.
Sesampainya di Paris, ia mendapat kabar dari Christian bahwa Miranda akan digantikan oleh seorang editor terkenal dari Paris. Ia berusaha untuk memperingatkan Miranda. Ternyata Miranda sudah tahu dan menyiapkan suatu rencana yang bisa dibilang 'licik' tetapi harus dilakukan untuk karirnya seterusnya.
Ending dari film ini, Andy keluar dari RUNWAY dan ia memberikan koleksi baju parisnya pada Emily. Dan Emily memberikan suatu wejangan bagi Next Emily di sampingnya. "Kamu memiliki sepatu yang besar untuk di isi" yang artinya kurang lebih Ia harus bekerja sebaik dan seperti sepatu pendahulunya/orang yang bekerja sebelumnya di tempat tersebut yaitu Andy.

REVIEW
Diangkat dari novel berjudul sama karya Lauren Weisberger, The Devil Wears Prada merupakan film Drama Romantik Komedi yang dapat dibilang agak seru. Mengisahkan seorang pencari kerja yang akhirnya memasuki dunia yang ia tak tahu sama sekali sebelumnya. Dan kini ia harus menghadapinya.Dalam film ini penonton dibuat menyelami dunia sebuah majalah fashion. Bagaimana keadaan didalamnya dan apa saja seluk beluk didalam dunia tersebut.
Bila dibandingkan dengan film-film lain yang mengangkat jenis yang sama, jenis film biografikal yang mengisahkan suatu keadaan/pekerjaan/kisah hidup/kultur/budaya suatu tempat secara mendalam, The Devil Wears Prada memang masih kalah. Film ini tidak seperti Memoris of Geisha yang mengkisahkan tentang kehidupan geisha di jepang secara melankolis, dalam, kritis sekali maupun The Last Samurai tentang samurai yang gagah, menegangkan, seru dan cool abis. Di sini sang sutradara mengkisahkan kehidupan dalam sebuah 'majalah fashion' dan kehidupan kerja didalamnya. Mulai dari kehidupan pekerja yang dituntut lari kesana-kemari, stres dan diamuk bos tergambar jelas dalam film ini.
Ada satu hal yang saya soroti di film ini. Merk. Berkali-kali kita disuguhi merk Kedai kopi terkenal,Starbuck. Saat Miranda memesan kopi, pasti Starbuck. Setiap kali Miranda mengalami waktu kosong, ia selalu meminta Andy membelikan kopi Starbuck sebagai pengisi waiting timenya. Entah itu merupakan suatu perjanjian kerja atau apa, namun menurut saya dengan adanya film ini Starbuck menjadi lebih terkenal.
Lalu Runway, sebenarnya memang ada perusahaan fashion merk RUNWAY, di Prancis. Entah ingin sama seperti novelnya atau supaya karena film itu perusahaan fashion juga RUNWAY, sama seperti perusahaan yang di Perancis supaya tenar atau bagaimana saya tak tahu.
Mengomentari akting, tak perlu ditanya lagi akting dari Anne Hathaway dan Merlyn Streep dalam FIlm ini. Keduanya sempurna sekali memerankan perannya masing-masing. Merlyn Streep sebagai bos yang berpakaian stylish dengan kata yang slow, enteng namun bila sudah mencaci, langsung seperti menghujam ke dada orang tersebut. Persis seperti setan namun mempunyai etika dan halus layaknya model. (Mungkin karena itu namanya Devil wears Prada)
Yang saya suka dalam film ini ada suatu kalimat puintis saat Nigel menasihati Andy."Kamu pikir ini sekedar majalah biasa? Ini pedoman fashion semua orang yang melahirkan artis-artis terkenal. Disini tempat dimana semua orang bekerja dengan keras. Kamu, hanya 'sudi' bekerja. Ketika kamu hanya bekerja setengah hati lalu menangis hanya karena seseorang tidak memberikan kecupan di kening."
Ending dari film ini,sebuah pesan disiratkan yang saya tangkap. Mungkin fashion merupakan sebuah tren dan identias seseorang. Memang benar seseorang dinilai dari penampilannya dan apa yang dipakainya tetapi bukan baju dan glamour make up namun bagaimana ia menjadi dirinya. Memilih apa yang baik dan berani menolak yang tak sesuai dengan dirinya. Sama seperti saat Andy memilih terus bekerja dengan Miranda dan mengalami hidup seperti saat dia sekarang atau pergi dan memulai hidup baru dengan pekerjaan baru. Dan ia akhirnya memilih mencari pekerjaan baru. Sangat puintis sekali.
Dalam film ini, selain disuguhi wejangan-wejangan, mata kita juga dapat menyaksikan 'peragaan busana' berbagai artis didalamnya. Dapat dibilang film ini mahal dibagian costumenya dan dapat dilihat pula dari setiap kostum yang dipakai, dapat diperkirakan costumnya tidaklah murah.
Overall, film ini tak begitu jelek namun mungkin terlalu tinggi bila dikatakan luar biasa. Cocok dilihat bersama pacar maupun teman.

Penilaian :
7/10 bintang


Thursday 5 July 2012

Resensi Film : Hachiko : A Dog's Story



RESENSI

Banyak kesetiaan yang telah didapatkan oleh seorang Professor Parker Wilson(Richard Gere) namun ia tidak menyangka bahwa bukan anak maupun istrinya yang memberikan kesetiaan itu melainkan sesosok anjing bernama Hachi.

Cerita bermula ketika Parker menemukan anjing kecil jenis akita yang terjatuh dari bak pengirimannya di stasiun Bedridge, Amerika Serikat. Tempat Parker biasa pulang dan pergi kerja. Karena kasihan, Parkerpun membawanya ke rumah sembari berusaha menemukan majikan anjing malang tersebut serta memberi nama anjing tersebut sesuai dengan tulisan dikalung leher anjing tersebut , Hachi (8 dalam bahasa Jepang). Setelah berhari-hari, ia tidak menemukan pemilik anjing tersebut dan Istri Parker,Cate Wilson(Joan Allen) berniat menjualnya. Akan tetapi melihat kebersamaan dan keakraban Hachi dan Parker, Cate mengurungkan niatnya dan kini membesarkan Hachi bersama Parker dan anaknya Andy Wilson(Sarah Roemer) hingga dewasa. Suatu hari, Hachi dewasa menunggu Parker di luar stasiun Bedbridge. Parker yang melihat Hachi menunggunya merasa senang. Sejak saat itu, Hachi selalu menunggu Parker sepulang dari kerja di depan Stasiun tersebut. Pegawai took buku disekitar stasiun, penjual kopi langganan Parker serta petugas kereta api merasa heran dengan tingkah laku Hachi namun, mereka merasa lucu dan senang karena setiap hari ada yang menemani bercanda bersama. Hachipun mulai dikenal oleh orang-orang sekitar stasiun dan menjadi bahan perbincangan orang banyak. Sampai suatu hari, Hachi mempunyai tingkah laku berbeda. Ia yang tidak pernah mau mengambil bola yang dilemparkan majikan pada umunya kini malah melakukan sebaliknya. Ia hari itu mengambil bola yang dilemparkan Parker, seolah ingin menghambat Parker untuk bekerja, ia ingin memberikan “kabar” pada Parker. Namun terlambat, trik Hachi untuk menghambat Parker kerja tidak berhasil, Parker akhirnya berangkat. Setelah beberapa saat Parker bekerja, “kabar” itupun terungkap. Parker yang sedang mengajar seni di Universitas tiba-tiba jatuh, ia terkena serangan jantung dan meninggal seketika. Ternyata selama ini Parker mempunyai penyakit jantung, Hanchi berusaha memperingatkan Parker tapi ia tak tahu. Sore harinya, Hachi menunggu Parker di stasiun, tetapi sampai pukul 17.00 ia tak melihat Parker sama sekali. Ia tak tahu bahwa Parker telah meninggal. Setelah kematian Parker, Cate Wilson menjual rumahnya dan Hachi tinggal dengan Andy Wilson beserta suaminya. Berulangkali Hachi pergi ke stasiun untuk kembali menunggu tuannya namun hasilnya tetap sama. Ia tidak mendapatkan tuannya sama sekali. Sampai suatu ketika Andy sudah capai mengejar Hachi terus terusan. Akhirnya ia membiarkan Hachi pergi. Musim berganti dan terus berganti. Hachi yang menunggu dan terus menunggu orang yang sangat di cintainya yang tak mungkin kembali. Sosok Parker baginya adalah tuan yang sangat baik hati. Kesetiaanya itu mengundang banyak kasihan dari warga sekitar yang kadang kala memberikan Hachi makan dan minum. Sampai suatu media mempublikasikan kisah kesetiaan Hachi tersebut dalam surat kabarnya. Cate Wilson yang mendengar kisah Hachi ingin melihat langsung keadaan Hachi sekarang. Saat dia samapai di depan Stasiun tersebut, ia menangis. Ia sangat terharu dengan kesetiaan Hachi pada tuannya. Ia mencoba untuk membawa pulang Hachi namun, Hachi tak ingin tetap di situ. Menunggu dan menunggu.

Sampai 10 tahun setelah kematian Parker, Hachi jatuh sakit. Dan akhirnya Ia meninggal. Dalam mimpinya sebelum meninggal ia menemukan majikannya. Ia langsung memeluk majikannya tersebut dan majikannya pun terlihat bahagia melihat Hachi.

REVIEW

Jangan bilang kamu setia sebelum melihat film ini. Film yang membawa bermacam-macam nilai kehidupan. Kesetiaan, harapan, cinta, kepatuhan, keakraban dan lain-lain tertampun dalam satu film berjudul, HACHIKO.

Pembuatan film ini diinspirasi dari kisah nyata seekor anjing bernama Hachiko yang hidup dalam rentang waktup tahun 1923-1935 di Jepang.Kisah yang disajikan dalam Hachiko: A Dog’s Story persis sama dengan kisah aslinya. Di Jepang, sebuah monumen berupa patung untuk mengenang kesetiaan Hachiko didirikan di depan Stasiun Shibuya.Seperti film tentang kesetiaan anjing lainnya, sebut saja "Lassie" (2005) dan "Marley and Me" (2009), film ini menyentuh sisi halus perasaan manusia. Bahkan bukan penggemar anjing pun yang menonton film ini bisa meneteskan air mata.

Film HACHIKO, sebenarnya sedikit membosankan ditengah. Kita banyak disuguhi adegan yang terkesan monoton. Parker dan Hachi bolak-balik ke stasiun. Bahkan kalau anda melihatnya di bioskop, mungkin anda sudah tertidur. Tetapi disinilah Sang Sutradara Lasse Hallstrom mempermainkan emosi penonton. Ia diawal cerita membuat penasaran dengan siapa sih tokoh HACHI itu? Perasaan penonton dibuat terpesona dan tertawa dengan kelakuan Hachi yang lucu, anjing yang imut-imut. Pokoknya menggemaskan. Lalu ditengah penonton dibuat terharu dengan kesetiaan Hachi dengan Parker dan langsung berbuah menjadi sedih saat Parker meninggal. Setelah itu perasaan penonton dibuat sedih dan terharu. Dan di endingnya sungguh, penonton dibuat menyiapkan tisu berulang-ulang. Adengan Parker bertemu dengan Hachi dalam mimpi terakhirnya membuat mata tak henti-hentinya meneteskan air mata. Ditambah lagi dengan Musik Score yang sangat apik oleh Jan A. P. Kaczmarek . Dengan perpaduan piano dan biola serta sedikit permainan harpa yang cantik, membuat hati siapapun terenyuh mendengar alulan lagunya yang cocok sekali untuk film Hachiko. Sumpah, saya mendengarkan Scorenya yang Japan sama Goodbye itu, rasanya sedih dan melayang gimana gitu.

Di sisi psikologi, Hachiko seakan mengajarkan pada penonton tentang kesetiaan yang sebenarnya. Kesetiaan bukanlah dinilai dari kata-kata yang diucapkan mulut saja. “Aku akan selalu setia”,”Aku akan selalu bersamamu” tetapi tanpa perkataanpun Sebuah kesetiaan, dapat di buktikan. Seperti Film Hachi ini.

Dalam film Hachiko ini, mungkin sebagian besar penonton tidak tahu bahwa kita juga diberi sebuah pengetahuan baru. Saat hachi menggonggong terus pada Parker dan seakan mengingatkan bahwa Parker mempunyai penyakit jantung, itu sebenarnya ada dalam sains. Anjing sebenarnya dapat mendeteksi sebuah penyakit dalam tubuh manusia dengan penciuman dan perasanya. Ia akan merasakan sebuah keanehan dalam tubuh manusia yang ternyata itu dalam sebuah penyakit. entah jantung, ginjal, paru-paru dan berbagai jenis penyakit dalam lainnya.

Keseluruhan film ini Bagus untuk ditonton oleh semua kalangan. Untuk anda yang suka film sedih dan sedikit drama film ini cocok untuk anda tapi bila anda tak suka film seperti itu sebaiknya anda jangan menontonnya.

Penilaian :

7.5/10

Tuesday 12 June 2012

Resensi Film : Forrest Gump


"Kisah inspiratif yang membuktikan IDIOT pun bisa SUKSES"

RESENSI

Forrest Gump(Tom Hanks) adalah anak idiot yang tinggal disebuah tempat diamerika bernama Greenbow, Alabama. IQ yang dimilikinya cuma 75, padahal IQ minimal seseorang dikatakan normal dan dapat masuk sekolah negeri adalah 80. Ibunya mencoba segala cara agar Forrest dapat masuk ke sekolah negeri dan akhirnya setelah melalui "perjuangan", Forrest dapat masuk sekolah negeri.
Di sekolah ia mengenal sosok Jenny(Robin Wright Penn), seorang gadis yang ditinggal ibunya meninggal dan ia hidup bersama ayahnya yang pemabuk tetapi Forrest tetap menyukai Jenny. Ia sering bermain bersama, bercanda dan belajar bersama. Forrest mempunyai hal yang tidak dimiliki anak seusianya yaitu lari yang sangat cepat. Saat ia diganggu oleh anak lain, ia memilih lari. Suatu hari, Forrest yang sudah masuk SMA diganggu oleh teman-temannya. Ia berlari dan masuk suatu lapangan pertandingan american football. Pelatih klub di Alabama melihat hal itu langsung merekrut Forrest untuk masuk ke timnya. Dan akhirnya ia sukses, meraih banyak prestasi sepak bola sampai ia lulus sarjana.
Setelah lulus sarjana, Forrest memutuskan untuk masuk militer. Dalam militer ia bertemu sosok Bubba. Pemuda kulit hitam berobsesi menjadi Kapten Kapal Nelayan Udang. Iapun mengajak Forrest menjadi berbisnis udang setelah keluar dari militer. Saat tiba saat Forrest, Bubba dan teman-temannya militer memasuki medan pertempuran di Vietnam. Di sini ia bertemu dengan Letnan Dann(Gary Sinise), seorang Letnan yang terobsesi mati dimedan perang dan mendapat medali kehormatan.
Suatu pagi, mereka diserang oleh Vietkong. Dengan lari cepatnya Forrest segera menyelamatkan beberapa temannya termasuk Bubba dan Letnan Dann namun Bubba tidak terselamatkan. Di rumah sakit, Forrest yang mendapat luka di bokongnya, mulai belajar bermain ping pong. Ia sangant hebat dalam bermain ping pong dan mewakili Amerika di pentas dunia sedangkan Letnan Dann selalu menyalahkan Forrest karena menyelamatkannya. Karena penyelamatan itulah Forrest dianugrahi 4 medali kehormatan.
Sekembalinya dari Vietnam, ia mulai menekuni bisnis udang. Ia bersama Letnan Dann yang kakinya hilang karena ledakan di Vietnam membeli sebuah kapal dan membangun usaha dengan nama Bubba Gump Shrimp Corporation. Di awal usaha, ia tidak mendapatkan hasil. Sampai suatu saat semua kapal nelayan udang hancur di terjang ombak kecuali Kapal Gump. Setelah kejadian itu, Forrest mendapat banyak hasil. Setiap hari ia mendapat berkilo-kilo udang sehingga ia dapat mendirikan rumah sakit sendiri, gereja dan memberikan beberapa persenan kepada keluarga Bubba.
Forrest bersama Letnan Dann sukses besar tetapi tiba-tiba kabar buruk datang. Ibu Forrest sekarat dan akhirnya meninggal. Forrest kini jarang ikut pelayaran. Perusahaannya kini dikelola oleh Letnan Dann dan ia tinggal menikmati hasilnya.
Sampai suatu ketika Jenny datang ke rumah Forrest dan Forrestpun melamarnya. Tetapi Jenny menolaknya. Forrest harus membuktikan cintanya dengan tidur dengannya. Saat pagi hari Jenny pergi dan mengembalikan medali yang tadinya Forrest berikan untuk Jenny.
Tanpa pikir panjang. Forrest mulai mencari dimana Jenny. Ia hanya berlari dan berlari tanpa ada tujuan yang jelas. Sekitar 3,5 tahun ia berlari ia menjadi terkenal dan Jenny melihatnya di koran dan media televisi.
Forrest yang sadar kalau ia tak akan menemukan seseorang dengan hanya berlari tanpa ada tujuan akhirnya ia pulang karena capai. Sesampainya di rumah ia mendapati surat dari Jenny yang berisi alamat tempat Jenny tinggal. Langsung ia menuju apartemen tempat Jenny tinggal.
Disana ia mendapati bahwa Jenny sudah mempunyai anak dan ternyata itu adalah anak Forrest.
Forrest yang bahagia tak mampu menyembunyikan perasaannya meskipun ada rasa bersalah dalam dirinya tetapi Jenny tidak peduli akan hal itu.
Jenny memberi tahu Forrest bahwa ia memiliki semacam virus yang dokter tak sanggup berbuat apa-apa(banyak spekulasi bahwa Jenny mengidap AIDS) dan ia meminta Forrest menikahinya. Akhirnya Forrest setuju dan beberapa tahun kemudian Jenny meninggal dunia.

REVIEW
Banyak film yang telah saya tonton tetapi Film ini saya nobatkan sebagai film PALING INSPIRATIF, PALING MENYENTUH, PALING SENSASIONAL. Bahkan saya sudah melihatnya 10 kali dalam seminggu ini. Saya sangat termotivasi dan terharu melihat film ini.
Banyak kalimat yang memotivasi dan bijak dalam film ini, antara lain :
"Death is just a part of Life" memang kematian dipandang sebagai kehilangan dalam hidup namun, itulah hidup. Kematian hanyalah bagian dalam hidup. Kita tidak dapat menolaknya walaupun kita tak mau. Karena itulah hidup pasti semua orang akan mati.
"Life Was Like A Box Chocolates. You Never Know You’re Gonna Get" memang hidup penuh dengan misteri.Seperti kotak coklat. Kamu bisa dapat coklat yang enak sekali maupun coklat yang sedikit masam. Coklat yang keras maupun coklat yang lembek. Begitu pula hidup. Ada yang hidupnya penuh halangan, rintangan sangan keras ada pula yang santai saja dan enak bahkan tak usah bekerja keras sudah banyak duit. Semua penuh misteri.
Diadaptasi dari novel dengan nama yang sama karya Winston Groom, Robert Zemeckis tidak main-main dalam membawa Forrest Gump ke layar lebar. Kebanyakan orang bahkan mengatakan filmnya lebih bagus dari pada novelnya. Dengan efek yang bagus, cerita yang dalam dan efek yang menarik bahkan mengejutkan menurut saya. Bayangkan saja efek presiden amerika menyalami Gump seperti aslinya.
Untuk akting dan peran. Tak usah ditanya. Tom Hanks sangat luar biasa memerankan sosok idiot namun sangat beruntung, Forrest Gump. Ia terlihat sangat natural dalam memerankannya. Bertolak belakang saat ia memerankan film Philadelpia yang penuh thriller dan efek serius. Tak heran Academy Awards untuk BEST ACTOR in LEADING ROLE didapatkannya. Setelah sebelumnya juga mendapatkannya dalam film Philadelpia. Mengalahkan aktor lain seperti Morgan Freeman dan John Travolta. Selain BEST ACTOR , Forrest Gump juga memenangkan 5 Oscar lain yang jadinya berjumlah 6 Oscar. Luar biasa.
Untuk cinematography, bagus. Editing, menarik sekali.
Penyutradaraan, tak usah ditanya lagi. Melihat filmnya sudah bagus pastilah Sutradaranya juga bagus.Sudah tak usah berkata-kata lagi. Film ini berkategori MUST WATCH. Bila anda suka film inspiratis, drama, melankolis, Humor dan sedikit sport anda harus menonton Forest Gump.

Penilaian :
9/10

Monday 11 June 2012

Resensi Film : The Dark Knight




RESENSI

Saat Gotham mulai bersih dari kejahatan dan saat sosok Batman mulai membuat para kriminal ketakutan, munculah sosok perusak ketentraman kota Gotham. Dia tak lain adalah The Joker(Heath Ledger). Psikopat gila yang bermake up layaknya sosok joker dalam kartu permainan itu mulai berbuat kekacauan di kota Gotham antara lain dengan membobol Bank Gotham yang didalamnya terdapat deposit dari para mafia serta melakukan beberapa penghancurandi sana-sini.
Sebagai Batman, Bruce Wayne(Christian Bale) tidak tinggal diam. Ia berniat menangkap Joker dan semua mafia yang meresahkan kota Gotham.
Suatu siang, para mafia sedang rapat, tiba-tiba Joker datang dan menawarkan diri untuk menyelesaikan masalah yang sebenarnya dihadapi oleh para mafia tersebut.Batman. Joker bersedia membunuh Batman apabila ia diberi setengah dari asset para mafia.
Disinilah dimulai cerita yang sebenarnya. Joker mulai menyebar ancaman. Ia memberikan tuntutan bahwa bila batman tidak menyerahkan diri dan membuka topengnya di muka umum maka akan ada warga yang mati setiap hari.
Dengan bantuan Rachel Dawes(Maggie Gyllenhaal), Gordon(Gary Oldman)-yang sebelumnya diduga ditembak mati oleh Joker- dan Jaksa Harvey Dent(Aaron Eckhart). Bruce berusaha melacak keberadaan Joker dan komplotannya.
Disaat warga mulai resah, mereka sudah tidak peduli dengan kebaikan Batman. Mereka mulai menuntut agar batman menyerahkan diri dan joker tak akan membunuh orang lagi.
Dengan terpaksa Bruce Wayne ingin menyerahkan diri tetapi Harvey Dent tampil dan mengaku sebagai Batman. Harveypun ditangkap oleh polisi dan akan dibawa ke penjara kota namun mobil yang ditumpangi Harvey diserang dan disinilah pertempuran epic serta kemunculan Batpod,mobil baru batman, keluar. Setelah dengan pertempuran panjang, akhirnya Joker dapat ditangkap oleh Gordon yang ternyata berpura-pura mati supaya bisa menyamar dan kemudian menangkap Joker.
Jokerpun ditangkap namun, Harvey dan Rachel juga ditangkap oleh anak buah dari Joker dan ditempatkan secara terpisah. Mereka disekap dalam sebuah ruangan dengan drum besar berisi minyak tanah yang terhubung dengan TNT. Saat drum drum itu meledak Rachel tewas tetapi Harvey selamat namun ia mendapat luka bakar di setengah bagian tubuhnya. Dari situlah ia mulai berubah menjadi Harvey Two-Face. Dikarenakan pengaruh dari Joker dan luapan emosinya yang tak karuan serta ledakan kemarahan karena kematian kekasihnya yang sangat dicintainya Rachel. Ia mulai mencari-cari kambing hitam atas kematian Rachel. Antara lain polisi yang membawanya, Maroni(Ketua Organiasi Kriminal Falcone) dan Gordon.
Kegilaan Joker tak berhenti sampai disitu ia melarikan diri dari tahanan dan membawa Bos Mafia yang sebelumnya sudah ditangkap polisi ke persembunyian tempat semua asset deposito mafia berada. Dan dengan rasa tidak bersalah ia membakar semua uang mafia tersebut. Ia juga "bereksperimen" sosial dengan para tahanan dan warga didalam 2 buah kapal berbeda untuk saling meledakkan diri.
Ending dari film ini, Joker dapat ditangkap dan Harvey Two-Face mulai menjadi gila sama seperti Joker. Dia yang dulunya dipuja kini menjadi jahat dan berusaha membunuh keluarga Gordon. Tetapi Batman dapat menghentikannya dan ia akhirnya juga mati jatuh dari atas bangunan.
Alibi apa yang dapat diambil dengan kematian para polisi dan kematian Harvey. Bila Harvey mati dengan sendirinya dan tidak ada orang disana selain batman serta jokerpun sudah tertangkap maka bila itu terjadi akan terasa janggal. Dengan terpaksa Batman harus menerima asumsi. Dia membunuh Harvey dan para Polisi untuk menutupi kesalahan Dent. Itu ia lakukan supaya harapan, semangat serta keyakinan warga Gotham tentang sosok Harvey sang Pangeran Putih tidak luntur. Ia pun kini diburu oleh warga Gotham, karena ia dapat menerimanya. Ia bukanlah Pahlawan, Ia adalah Kesatria dalam Kegelapan. The Dark Knight.

REVIEW
Satu kalimat yang dapat saya katakan untuk film The Dark Knight. This Movie So F**king GREEEAAATTT !!!.
Dengan cerita yang luar biasa dalam. Tak heran sang Sutradara film ini kembali dipercayakan kepada Christoper Nolan. Setelah Batman Begins, Nolan berniat membuat sekuel terbaru dari Batman dan lahirlah The Dark Knight.
Meskipun bertema Superhero namun film ini jauh dari kata fantastis seperti The Avengers maupun Iron Man. Batman masih dapat sakit, terluka dan emosional. Seperti saat ia kehilangan Rachel wanita yang disukainya dan juga disukai Harvey.
Semua karakter dalam film ini pun dibuat selogis mungkin. Sosok Two-Face digambarkan adalah Jaksa yang terbakar setengah tubuhnya dan ia mengalami tekanan mental karena kematian rachel, dipengaruhi Joker dan mulai betindak kejam namun sesuai dengan "keputusan" koinnya.
Bila anda bertanya. Siapa sosok yang membuat film ini sangat keren dan luar biasa?Saya akan menjawab. Bukan Batman, Bukan Rachel, Bukan Harvey Two-Face yang membuat film ini terasa luar biasa. Ialah sosok The Joker yang diperankan oleh Heath Ledger. Ia berhasil membuat era baru dalam sosok Joker. Ia berhasil mengintrepretasikan sosok joker yang gila, kejam, sadis, psikopat, maniak kedalam film ini. Aktingnya pun perfecto -dengan tidak menjelekkan film Joker pendahulunya-menurut saya.Tak heran 1 bulan pendalaman karakter Joker tak sia-sia dilakukannya. Ia juga mendapat Oscar untuk kategori Best Supporting Actor untuk perannya dalam Joker meskipun ia harus meninggal sebelum mendapatkan penghargaannya tersebut.
Sinematograpinya pun, bagus, diatas-rata rata bisa dibilang. Dengan dukungan kamera IMAX serasa nonton fil 3d.
Tentunya ini tak lepas dari Art Director Willy Pficher dan sang Sutradara, Cristopher Nolan.
Editing, menarik menurut saya. meskipun ada beberapa mistake saat adegan Batman menaiki batpod dan masuk mall serta kamera yang terlihat saat adegan Joker dalam penjara. Hal itu tak menyurutkan The Dark Knight menjadi MasterPiece dari Nolan.
Film ini layak ditonton untuk 13 tahun keatas karena ada beberapa adegan menjulurkan pisau dan senjata ke muka orang yang tidak pantas dilihat anak-anak. Juga untuk anda yang suka film aksi, sedikit pemikiran, thriller, drama. The Dark Knight layak untuk anda saksikan.
Overall, Bila kamu sudah nonton The Dark Knight pasti akan penasaran filmnya yang ketiga. The Dark Knight Rises. So Tunggu aja Guys..

Penilaian :
9/10 bintang